Monday, December 4, 2017

Bob Setyanegara: Review Mobil Daihatsu Charade Klasik

Bob Setyanegara
Daihatsu Charade

Daihatsu charade merupakan salah satu mobil klasik buatan Jepang yang sudah ada atau diproduksi sejak tahun 1977 yang disebut dengan daihatsu charade G10 atau charade G20 yang di produksi sampai tahun 1983 atau merupakan Charade generasi pertama.

Mobil kecil ini laris manis di Jepang karena merupakan city car, disamping gesit untuk manuver di kota-kota yang sempit dan ramai charade juga terkenal mobil yang sangat irit bahan bakar karena kapasitas mesinnya yang kecil yaitu 950cc. Ada dua model Daihatsu Charade generasi pertama ini, yaitu model sedan dengan 2 pintu dan hatchback serta yang paling banyak model 4 pintu dengan hatchback tetapi kapasitas mesinnya sama. Untuk pasar di Eropa dan Amerika banyak yang mrnyukai model 2 pintu atau coupe.

Sedangkan di Asia termasuk di Indonesia model 4 pintu yang paling banyak digemari, kami tidak pernah menjumpai dijalanan Indonesia model Charade 2 pintu ada di Indonesia. Kami merupakan salah satu penggemar Charade karena sangat gesit dan tidak boros. Setelah Daihatsu Charade generasi pertama laris dipasaran kemudian diluncurkan lagi Charade generasi kedua atau yang disebut Daihatsu Charade G11 yaitu antara tahun 1983 sampai tahun 1987.

Perbedaan yang mendasar pada Charade generasi pertama dan Charade generasi kedua ini sangat kelihatan sekali dari modelnya. Untuk Charade generasi pertama atau G10 buatan tahun 1977 sampai tahun 1983 masih menggunakan konsep model mobil Jepang pada saat itu yaitu lampu depan bulat dan lampu belakang sejajar antara stop lamp, sein dan lampu mundur. Serta hatcback nya yang kelihatan “semok” kalau kami istilahkan karena model belakangnya yang seperti Toyota Corolla buatan tahun 1975 an.

Untuk Daihatsu Charade generasi kedua atau G11 lampu depannya sudah kotak (buatan tahun 1983 dampai 1985)dan untuk yang buatan tahun 1986 sampai 1987 lampu depannya sudah aerodinamis yang merupakan cikal bakal diproduksinya Charade generasi ketiga yaitu Daihatsu Charade CX (produksi tahun 1987 sampai 1989) yang masih menggunakan konsep hatchback tetapi model belakang sudah model kapsul dengan model lampu yang sejajar lagi.

Pokoknya kalau anda merupakan salah satu penggemar sedan buatan Daihatsu klasik pasti mengenali perkembangan Daihatsu Charade ini. Foto-foto diatas merupakan perkembangan model-model Daihatsu Charade sampai dengan generasi ketiga sebelum dikeluarkannya Daihatsu Classy.
Anda suka silahkan share

Sunday, December 3, 2017

Bob Setyanegara: Pamor Naik Datsun Klasik, si Bandel dari Era 70-an

Bob Setyanegara
Datsun Klasik

Munculnya produk baru pada kendaraan roda empat dari berbagai segmen, nampaknya tidak membuat mobil klasik sepi peminat. Tentunya, mobil tempo dulu ini bukan sebagai alat transportasi biasa, melainkan hobi bagi tiap pemiliknya.

Misalnya Datsun, di saat sang produsen tengah mengkampanyekan produk dengan segmen Low Cost Green Car (LCGC) di tanah air, mobil Datsun model terdahulu ternyata masih banyak digemari sampai kini.

Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu bengkel yang kerap melayani konsumen mobil Datsun klasik, Seroja Motor. Pemilik Seroja Motor, Sulaiman mengungkapkan selain memiliki mesin bandel, Datsun klasik memiliki model yang tidak kalah dengan mobil sekelasnya.


"Banyak penggemarnya. Banyak yang tertarik karena dilihat dari tampang Datsun ini tidak ketinggalan modelnya. Setelahnya dipake mobil, apalagi udah diperbaiki, direhab baru bisa dia rasakan bedanya," kata Sulaiman saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di bengkelnya kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Ia berujar, ada berbagai macam tipe Datsun klasik yang kerap mampir di bengkelnya. Semisal, Datsun type sedan 510, pickup, minibus hingga Datsun klasik yang bersifat langka atau jarang ditemui.

Ya hadir dari berbagai macam CC, ada 1200, 1300, 1400, 1500 sampai 1800. Paling banyak sedan 510," kata dia.

Menurut pria asal Padang, Sumatera Barat itu untuk memperoleh Datsun klasik memang butuh perjuangan sedikit ekstra. Mengingat mobil tersebut masuk dalam kendaraan antik, dan biasanya dapat diperoleh dari tangan, ke tangan.

"Jual biasanya perorangan. Kalau mungkin udah tidak bisa perbaiki, kekurangan modal, mungkin dijual. Kalau tidak ada masalah, pasti bertahan tidak mungkin dijual, sayang soalnya," ujarnya.

Mengenai harga, ia menuturkan, Datsun klasik biasa dibandrol dengan harga sekitar Rp30-40an juta untuk bermacam type Datsun. Namun harga tersebut belum disertai dengan biaya perbaikan secara menyeluruh.

"Kalo bicara bagus itu udah mencapai Rp100 juta. Karena meski tipe sama, pasti pemilik ulang rehab semua, dari bodi, kaki, mesin semuanya. Sampai mobil itu layak pakai untuk harian," kata dia.

Kata dia, peminat Datsun klasik yang kerap singgah di bengkelnya biasa berburu mobil tersebut hingga keluar kota Jakarta. Pasalnya, harga yang ditawarkan di luar Jakarta tentu lebih rendah. Meskipun, kendaraan tidak dalam kondisi baik.

Untuk membangun Datsun klasik dalam kondisi mati, Sulaiman biasa memberi harga berkisar Rp40 juta.

"Bisa body dicat ulang, kaki-kaki dibenerin, mesin dituneup atau buka sebagian tidak menyeluruh. Untuk interiror biasa diservice, tapi itu tergantung sesuai keinginan aja sih," ujarnya.

Bicara kekuatan mobil klasik, tidak hanya Datsun. Bagi Sulaiman, mobil keluaran 1960 hingga 1970-an sudah teruji kekuatannya, baik bodi, mesin hingga kaki-kaki.

"Kalau kuat, kuatlah, tergolong untuk sekelas merek lain. Tapi memang barang-barang tahun 60-an akhir sampai 70 itu lebih kuat," kata dia.

Sementara Apit, pemilik Datsun klasik tipe pickup 620 keluaran 1979 turut berpendapat demikian. Ia mengaku puas memiliki kendaraan yang jauh lebih tua dari usianya.

Bagi Apit, menyesuaikan dengan karakter lebih utama pada dirinya dalam hal memilih kendaraan. "Klasik saja, ini berkelas. Kan sesuai gaya dan karakter masing-masing, mobil ini enak buat dipakai jalan-jalan dan liburan," ujarnya.

Selama memakai Datsun klasik, kata dia, tidak ada problem serius yang dijumpai. Bahkan, Datsunnya tidak pernah mengalami masalah saat kerap menemaninya menempuh perjalanan Jakarta- Bandung, Jawa Barat untuk pulang ke kampung halaman setiap minggunya.

Tidak Sulit Cari Sparepart

Walau mobil jadul alias jaman dulu, onderdil Datsun klasik masih banyak tersedia hingga kini. Bahkan, produksinya masih terus berlanjut, baik onderdil original sampai produk asli tetapi palsu atau KW.

"Masih banyak ya, original ada, KW juga banyak," kata Sulaiman.

Onderdil Datsun klasik dari berbagai macam type, menurutnya, dapat ditemui di berbagai toko sparepart kendaraan di Jakarta Pusat, misal di kawasan Kemayoran, Atrium dan Sawah Besar.

"Kalau harga (onderdil) itu tentu relatif, karena kan barang antik ya. Tergantung juga dari kualitas barang, kalau original ya lebih dari KW," ujarnya.

Mesin Original

Sulaiman melanjutkan, selama berkecimpung di dunia Datsun klasik, minat konsumennya untuk merubah mesin atau sekedar melakukan upgrade semakin jarang ditemui, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Ia menuturkan, saat ini pemilik Datsun klasik lebih banyak mempertahankan mesin original ketimbang merubah atau melakukan upgrade. Lagipula, mengubah mesin bukan menjadi sesuatu hal yang wajib, hanya menyesuaikan kepada selera pemilik.

"Kalau sekarang orang sepertinya banyak berubah pikiran. Kalau bisa pertahankan yang original, ya pertahankan. Karena tenaga juga masih bagus," kata dia.

- Bob Setyanegara

Bob Setyanegara: Review Mobil Daihatsu Charade Klasik

Daihatsu Charade Daihatsu charade merupakan salah satu mobil klasik buatan Jepang yang sudah ada atau diproduksi sejak tahun 1977 yang ...